Bahagia Ku Bersama Mu
By: Jessica Tiara Sitompul
Setiap
manusia tidak ada yang tau kapan malaikat maut akan menjemputnya dari kehidupannya.
Tidak ada manusia yang abadi dan kekal, kita harus menerima apa yang memang
seharusnya kita terima. Tak ada yang bisa kita salahkan didalam hidup atas apa
yang kita punya dan kita alami saat ini.
Baik itu
sakit, senang, sedih, ceria, kaya, miskin, kesehatan bahkan kematian. Itu
adalah milik yang Kuasa untuk menentukan jalan hidup kita. Tak seorang pun
mengaturNya. Hanya dengan menayampaikan doa yang bisa membuat keadaan sedikit
lebih baik.
Hal
itulah yang dialami Echa atau lebih jelasnya Maura Elsa. Seorang siswa yang
sekarang duduk di kelas XII SMA, sejak kecil Echa sudah divonis mengidap
penyakit mematikan yaitu Kanker Kelenjar getah bening, yang mana penyakit ganas
ini dapat mengambil nyawa inangnya kapan saja. Terlihat kecil tapi sangat ganas,
itulah kalimat pendek yang mendeskripsikan penyakit kanker ini.
Tapi
tidak untuk Echa, Echa adalah orang yang semangat hidupnya tinggi, cita-cita
yang ia inginkan haruslah ia dapatkan, ia tidak mau sia-sia begitu saja. Echa
tidak menyalahkan siapapun atas penyakit kanker yang ia idap mulai sejak kecil.
Semangat Echa yang tinggi membuat kedua orang tuanya untuk membantu Echa,
melihat anak satu-satunya ini mereka turut senang tapi dilain hati juga
merasakan takut sekaligus sedih, yang mana mereka takut penyakit Echa dapat
merenggut nyawanya kapan saja.
Echa
termasuk orang yang cerdas dan cekatan disekolahnya. Ia adalah juara kelas
sejak kelas 1 SD.
Walaupun
Echa memiliki penyakit, itu bukan menjadi halangan buatnya untuk meraih
citanya, di sekolahnya Ech juga memiliki banyak teman, banyak yang mencintai
dan menyayangi Echa. Ia juga memiliki kekasih yang disayanginya, Rendy.
Echa dan
Rendy sudah berpacaran sejak kelas 2 SMP, mereka dulunya juga bersekolah di SMP
yang sama. Rendy adalah orang yang baik. Ia tidak pernah memandang Echa sebelah
mata, Rendy menerima Echa apa adanya, apa yang Rendy lihat itulah yang ia
percaya, kesederhanaan kebaikan, semangat, dan keramahan yang dimiliki Echa
membuatnya menjadikan Echa belahan jiwanya.
Hari ini
Echa tidak masuk sekolah karena untuk Check-Up masalah kesehatannya. Pihak sekolah
sudah memahaminya, karena memang dalam satu minggu Echa harus check-up minimal
3 kali demi meringankan penyakitnya, mungkin kecil kemungkinan untuknya hidup
bertahan lama, tapi cara inilah satu-satunya yang harus ia lakukan demi
kelangsungan hidupnya, karena ia masih memiliki impian sukses yang ingin ia
gapai.
Echa
memiliki 3 teman yang ia sayangi dan menyayanginya, teman-temannya selalu tau
apa apa saja jadwal jadwal yang Echa akan lakukan dalam satu minggu itu,
contohnya saja check-up kali ini.
Rendy pun
sudah tau niat Echa untuk check-up, ia selalu memberi semangat untuk Echa.
Untuk chek-up kali ini mereka tidak akan ke Luar Negeri, chek-up di Jakarta
saja supaya dekat.
Apapun
yang ia terima nanti di rumah sakit Echa tidak pernah mengeluh, bila disuntik
ia akan disuntik, bila disuruh hanya minum obat ia akan melakukannya.
***
Setiap
malam Echa berdoa kepada Tuhan untuk kesembuhan hidupnya walaupun itu mustahil,
tapi Echa bukan lah orang yang mudah putus asa, ia tetap semangat dan ia tidak
pernah berhenti untuk meminta kepada Tuhan. Karena Echa yakin Tuhan akan
mendengarkan doa-doanya.
Pagi hari
pun tiba, Echa hari ini akan kembali bersekolah lagi, untuk memulai pelajaranya
dan bertemu ketiga teman-temannya, dan juga tidak lupa kekasih Kesayangannya,
Rendy.
“pagi
Echa kesayangan,” sapa Mei ramah.
“pagi Mei
kesayangan.” Jawab Echa sambil tersenyum.
‘Kesayangan’
memang sudah menjadi panggilan mereka sejak mereka bersahabat.Tidak hanya Rendy,
ketiga teman Echa, Mei, Gita, dan Leka juga selalu memberi nya semangat. Hal
itulah yang membuat Echa semakin ceria menjalani kehidupannya.
“cha,
gimana check-up kemarin, berjalan baik-baik ajakan? Dan apa yang dibilang
dokternya? Kamu udah sembuh atau gimana?” tanya Gita si penasaran. Gita memang
orang yang sangat peduli terhadap penyakit Echa, olehnya dia selalu bertanya
panjang tentang kelanjutan penyakit Echa.
“baik-baik
aja kok Git, malahan kata dokter mulai sekarang aku enggak usah lagi untuk datang
check-up tiap minggu, aku boleh datang kalau ada keluhan aja.”
“seriusan
Cha? Waaa berarti kamu udah mau sembuh dong. Berarti kalau kamu sembuh kita
jalan-jalan ya.” ajak Leka dengan polosnya.
“iya iya
Ka,,” jawab Echa
Echa
sangat beruntung memiliki banyak orang-orang yang peduli terhadapnya, baik itu
saat susah maupun senang mereka selalu ada buat Echa.
Pelajaran
pun dimulai pagi itu, Echa sangat bahagia akhirnya ia tidak usah memikirkan
penyakitnya lagi dan ia dapat melakukan semua aktivitasnya seperti biasanya.
Tapi
sepertinya kebahagiaan Echa itu hanyalah untuk sementara waktu itu saja. Esok
harinya Echa merasakan hal itu lagi, ya dia merasakan sepertinya tubuhnya mulai
terguncang lagi. Ia tidak tahan sehingga ia pingsan saat pelajaran berlangsung.
Leka teman sebangku Echa langsung melapor kepada guru mata pelajaran yang
sedang mengajar saat itu. Tak lupa Leka juga menelepon Kedua orang tua Echa, ia
juga memberitahu Rendy akan keadaan Echa. Semua orang panik terutama
sahabat-sahabat Echa yang sekelas dengannya.
Setelah
orang tua Echa datang mereka langsung membawa Echa ke Rumah sakit tempat Echa
biasa berobat. Setelah sampai dirumah sakit Dokter Teddy(dokter yang biasa
menangangi Echa).
Tampak
dari raut wajah kedua orang tua Echa mereka sangat khawatir akan kondisi Echa.
Semua sahabat-sahabat Echa dan Rendy kekasihnya juga sangat khawatir.
Setelah 1
jam menunggu diluar kamar tempat Echa ditangani, akhirnya Dokter Teddy keluar
dengan wajah yang pucat dan keringat dingin yang terus menerus turun dari wajahnya.
Semua orang panik dan merasa khawatir apa yang sebenarnya terjadi didalam.
“Dok,
gimana keadaan anak saya? Apa Echa baik-baik saja? Apa penyakitnya kambuh
lagi?” tanya mama Echa gelisah.
“maaf bu,
perkiraan tentang penyakit Echa yang sudah tidak akan kambuh lagi salah. Tuhan
ternyata berkehendak lain, kondisi Echa saat ini sangat lemah, bahkan bisa
dibilang ia mengalami KOMA”
Air mata
semua orang yang ada di tempat itu meluncur dengan derasnya, semuanya tak tahan
menahan tangis setelah mendengar perkataan Dokter Teddy barusan. Orang tua,
sahabat, dan kekasihnya sangat tidak percaya semua ini akan menimpa Echa
kembali.
Mereka
pun diperbolehkan untuk melihat Echa kedalam, dengan menggunakan peralatan yang
steril.
Tiga
bulan berlalu…
Semua
orang melakukan tugasnya seperti biasa, kedua orang tua Echa bekerja seperti
biasa, ketiga sahabat-sahabat Echa bersekolah dan melakukan aktivitas seperti
biasa, begitu juga dengan Rendy.
Tapi
mereka juga tidak pernah lupa untuk selalu menjenguk Echa, 4 kali dalam satu
minggu Leka, Mei, Gita, dan Rendy menjenguk Echa.
Terutama
Rendy ia bisa menjenguk Echa secara pribadi dan dalam satu minggu itu ia bisa
menjenguk Echa setiap hari. Ia selalu membawakan bunga kesukaannya, dan
meletakkannya diatas meja dekat Echa, yang berharap Echa bangun dan melihat
bunga pemberian Rendy. Rendy adalah pemain gitar yang hebat juga sering
menyanyikan lagu-lagu kesukaan Echa disamping Echa, yang berharap Echa
mendengar ia bernyanyi dan bengun dari KOMA nya. Begitu tulusnya Rendy untuk
Echa, ia sangat-sangat menyanyangi Echa lebih dari apapun. Echa adalah orang
yang beda dari perempuan-perempuan lainnya, bagi Rendy Echa adalah orang yang
sangat special dimata dan hatinya, takkan ada yang akan menggantikan Echa
dihatinya. Hanya Echa-lah satu-satunya bidadari dihatinya dan dihidupnya,
kebahagiaan Rendy ada pada Echa.
Tanggal
terakhir dari bulan Agustus tepatnya tanggal 31-08-2013, kondisi tubuh Echa
mengalami pergerakan setelah sekian lamanya KOMA. Semua orang hadir saat itu di
rumah sakit untuk melihat bagaimana keadaan Echa. Semuanya harap-harap cemas,
bergeraknya tubuh Echa menandakan ia akan selamat atau sebaliknya.
Selama 10
jam semuanya menunggu akhirnya Dokter Teddy dengan wajah yang sangat pucat, dan
sepertinya sedang menahan tangis mempersilahkan semuanya untuk masuk
menggunakan pakaian steril, Orang tua Echa yang melihat Dokter Teddy seperti
itu sudah memiliki firasat yang tidak enak, jika mereka harus kehilangan Echa
malam itu juga mereka akan mencoba untuk ikhlas tapi jika berita suka yang akan
mereka dengar mereka amatlah bahagia dan sangat berterima kaisih kepada Tuhan
karena telah menolong anak satu-satunya mereka dari maut.
Mereka
semua pun masuk, mereka duduk disamping Echa. Semuanya tersenyum bahagia karena
melihat Echa susah sadar.
“sayang
kamu sudah sadar? Sayang, mama sama papa sangat merindukan kamu sayang.”
“ia cha,
aku Mei, dan Leka juga sangat kangen sama kamu. Kamu udah baikkan,kan?”
“(Echa
hanya dapat menampakan wajah yang datar, karena hanya itu yang dapat ia
suguhkan didepan mereka.)”
“cha,
kamu…” rendy bingung ucapan apa yang akan ia ucapkan pada Echa.”
“cha aku
sayang kamu, kamu, kamu adalah kebagiaan buat aku.” Ucap Rendy membuat Echa
menitikkan air mata.
“mmm…aaaa,
pp…aaa?”ucap Echa terbatah-batah.
“I,,ya
sayang?”
“Echa…
sa,,,y,,ang kali,,an”
“Me,,i,
Git,,,a, Le,,,ka, aku sayang kalian, kalian sahabat terbaik aku”
“dan
Rendy, you’re is the best for me in my life. Love you”
Ucap Echa
dengan terbatah-batah, membuat semua orang yang ada saat itu disitu menitikkan
air mata. Sepertinya mereka mengerti apa maksud perkataan Echa. Perlahan mereka
semakin menangis, ketiga sahabat Echa pun menangis sejadi-jadinya, mereka
sepertinya belum dan tidak akan siap untuk kehilangan Echa sahbat terbaik
mereka.
“sayang,,,
mama, papa, Mei, Gita, Leka dan Rendy ikhlas kalau Echa mau pergi. Mama gak
akan larang Echa buat pergi. Tapi satu yang perlu Echa tau, kamu adalah anak
terbaik mama.”
“sayang,,
papa ikhlas Echa pergi. Papa sayang Echa” sambil mencium kening Echa.
Begitu juga
dengan ketiga teman Echa yang satu persatu mengucapkan salam perpisahannya
dengan Echa.
“cha,,
ini Rendy. Rendynya Echa, Rendy belum bisa ikhlas-in Echa pergi jauh dari Rendy,
tapi Rendy akan coba ngelakuin itu demi yang terbaik buat Echa. Echa bisa pergi
sekarang. Satu hal yang harus Echa tau Rendy sayang sama Echa, dan Echa adalah
kebagiaan buat Rendy.”
Untuk
yang terakhir kalinya Echa bilang bahwa dia juga sangat-sangat menyanyangi
mereka semua.
“Echa
sayang sama mama,papa, mei, gita, leka, dan rendy. Echa sayang semua orang yang
kenal dan sayang sama Echa. terima kasih atas kehadiran kalian dihidup Echa.
Echa beruntung banget punya kalian.”
Tepat jam
24.00, 31-08-2013 Echa pun menghembuskan nafas terakhirnya. Semua orang yang
ada ditempat itu saat itu langsung menangis sejadi-jadinya.
Sahabat-sahabat
Echa langsung memeluk Echa, mereka tidak menyangka Echa akan lebih dulu pergi
mendahului mereka.
Echa
meninggal diumur 18 tahun tepat dimana ia dilahirkan kedunia yaitu tanggal
01-09-2013. Yap, Echa meninggal dihari ulang tahunnya membuat semua orang tak
percaya akan hal itu.
Seminggu
setelah Echa meninggal kedua orang tua, sahabat dan kekasih Echa masih merasa
kehilangan. Gita sahabat Echa yang saat itu sedang dirumah Echa masuk kedalam
kamar sahabat tersayangnya itu. Ia
melihat seisi kamar sahabatnya itu. Setelah cukup lama didalam kamar
Echa, Gita menemukan satu buku yang mana didalam buku tersebut terdapat secarik
kertas didekat meja belajar Echa yang ditimpa buku lainnya. Gita membaca isi
kertas yang ditulis Echa.
“siapapun yang pertama membaca surat ini aku
mohon untuk tidak menitikkan air mata, dan harus kuat untuk membacanya. Aku
percaya kalian mama,papa,sahabat-sahabatku, dan kekasihku tersayang.
Ma, pa pesan Echa buat mama sama papa kalau
Echa udah nggak ada didunia ini dan udah nggak bisa hadir disamping kalian lagi
Echa mohon jangan terlalu larut didalam kesedihan, kalian boleh mengasuh anak
lain, kalau kalian mengasuh anak perempuan kalian boleh memberikan semua
barang-barang aku buatnya, dan kalian harus mengasuhnya dengan sepenuh hati.
Tapi kalau kalian mengasuh anak lali-laki kalian harus membelikannya
barang-barang yang cocok untuk anak laki-laki. Kalian bisa minta bantuan Rendy
dalam hal ini ma,pa.
Untuk ketiga sahabat aku Leka, Mei, dan Gita.
Thanks udah menjadi sahabat terbaik buat aku. Pesan aku buat kalian juga jangan
terlalu terlarut dalam kesedihan kehilangan aku. Kalian harus memiliki teman
lain untuk mengisi kekosongan kalian. Kalau kalian sudah mendapatkannya
anggaplah dia sebagai dia, jangan pernah anggap dia sebagai aku. Kalian harus
berteman dengan sangat baik dan saling menjaga satu sama lain.
Untuk kekasih tersayang aku Rendy. Love you
Ren, aku sayang banget sama kamu enggak akan ada yang bisa neggantiin kamu
dihati aku sampai aku menghembuskan nafas terakhir aku. Rendy sayang jangan
terlalu larut dalam kesedihan atas kepergianku juga, aku rela dan aku ikhlas
kalau kamu punya pacar baru. Dan kamu memang harus punya pacar baru untuk mengisi
kekosongan hati kamu. Kamu nggak boleh sedih kamu nggak boleh sering berdiam
diri kamu harus bahagia. Karena kalau kamu terlalu larut aku disini juga nggak
akan tenang.
Mungkin saat kalian membaca surat ini aku
udah enggak ada disamping kalian. Maafin aku yang udah duluan ninggalian
kalian. Aku sayang kalian semua. Love you”
Isi surat
yang ditulis Echa membuat orang tua, sahabat, dan Rendy menangis dan mereka
berjanji akan melakukan pesan dari Echa.
Rendy pun
setelah membaca surat Echa mengatakan dalam hatinya, “BAHAGIAKU BERSAMA-MU
MAURA ELSA(ECHA)”
SELAMAT JALAN MAURA ELSA(Echa)
(01-09-1997-01-09-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar