Jumat, 04 September 2015

DEALY


Aku tau Tuhanlah yang sudah mengatur semuanya, yang kelak Dia berikan yang terbaik untuk kita. Oh ya ampun, baru aku tersadar kembali betapa hebatnya kekuatan dalam dirimu hingga membuatku menulis selama ini tentangmu yang menjadi inspirasi ku menulis. Tak tau kah kau, bahwa selama ini hal hal yang kau lakukan ada disetiap tulisanku? Lihat, lihat betapa hebatnya dirimu membuatku melakukan itu semua.
Aku masih mengingatmu walaupun kau sudah sangat jauh denganku. Aku masih mengenal baik dan jelas bagaimana wajahmu, watakmu, sikap, dan sifatmu ntah kenapa semua itu masih bisa kuhapal baik sampai sekarang.
Tapi, memang aku juga tidak merancang apapun untuk tidak mengingatmu, tak terlintas dipikiranku untuk benar-benar melupakanmu, walaupun saat kau benar-benar tak mengingatku lagi. Aku hanya berharap banyak pada waktu supaya mempertemukan kita lagi, tak peduli saat apapun itu. Baik itu juga saat kau sudah memiliki seseorang disampingmu. Aku menitikkan air mata saat aku mengingat wajahmu, aku tersenyum-senyum sendiri saat aku mengingat semua kelakuan konyolmu, dan aku juga mendengarkan suaramu saat aku merindukanmu. Kau benar-benar alasanku untuk menulis ini semua, semua tentangmu!
Bahagiaku mengenalmu didalam hidupku, walau itu juga masih tetap terhalang waktu, waktu yang mempertemukan kita, waktu juga yang memisahkan kita.

Kita Bersahabat


Aku memperhatikan dia lebih dari kau memperhatikannya, aku menyayangi dia lebih dari yang kau tau, dan aku mencintai dia lebih-lebih didalam hatiku.
Sebagai seorang manusia biasa aku belum begitu mampu untuk mengenal diriku lebih jelas, belum ku tau hingga sekarang apa batas kemampuan diriku. Aku menyayangimu sebagai seorang sahabat terbaik yang kumiliki, bahkan lebih dari seorang sahabat, kau adalah keluarga kedua yang aku miliki hingga saat ini, yang mengerti bagaimana aku. Tapi dibalik itu semua aku sendiri tak begitu mengenal diriku bagaimana sebenarnya, tak bermaksud menghianatimu sahabat sedikit pun tak terlintas dan tak kurencanakan. Tapi apa yang bisa kuperbuat, aku menyayangi kekasihmu layaknya dia kuperlakukan sebagai kekasihku juga, tak ada maksudku untuk mengingini dia untuk ku, aku tak akan pernah menyakitimu sesaat ketika aku ingin menyakitimu aku akan teringat visi dan misi kita sebagai sahabat, aku mengingat janji-janji yang pernah kita buat untuk saling jujur dan tidak akan menyakiti satu sama lain yang olehnya seharusnya kita akan menceritakan apapun yang terjadi pada masing-masing kita untuk dirundingkan dan dicari jalan keluarnya. Tetapi itulah yang menjadi masalahnya, kau sahabatku, jika aku menceritakan apa yang sebenarnya terjadi aku akan melanggar dua janji itu sekaligus dan aku akan amat sangat menyakiti perasaanmu, aku akan mencari jalan bagaimana untuk aku menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi padaku, yaitu dengan bahasa tubuh yang kau mau. Yang perlahan aku menampakkan bagaimana aku sangat menyukai kekasihmu dan perlahan pula aku menampakkan bagaimana aku menjauh dan perlahan aku melupaknnya. Tidak, tidak! Aku tidak akan mencoba melupakannya, tapi aku akan mencoba tak memalingkan pikiran ku padanya, dan berfokus pada mu sahabatku, visi misi dan janji yang kita punya. Aku memang menyanyangi kekasihmu, tapi itu tak lebih dari rasa sayang dan bahagianya aku memiliki sahabat sepertimu yang ingin aku miliki hingga akhir, untuk lebih meyakini bahwa aku mempunyai orang yang sangat baik untukku, bahwa aku memiliki orang yang hebat didalam hidupku, yaitu kau sahabat, kau adalah orang terhebat dan keluarga kedua buatku. Mana mungkin aku akan melakukan hal yang salah untuk yang kedua kalinya, aku bodoh bila melakukannya. Terima kasih telah menerimaku sebagai sahabatmu. 

Kekuatan itu yang telah menyatukan kita berdua


Kita memiliki banyak perbedaan dan sangat minim persamaan. Perbedaan yang mencolok dari kita berdua adalah jarak umur yang sangat jauh, memang itu bukan menjadi alasan utama untuk ku, tetapi itu menjadi alasan yang pertama yang nyata terlihat untuk kedua orang tuaku mengingat aku masih duduk dibangku sekolah menengah atas(SMA). Awal aku melihatmu kau bukan orang yang menurutku romantis dan serius, mengingat pakaian yang kau kenakan disaat aku pertama kali melihatmu. Begitu bodoh dan sama sekali tidak menarik.
Itulah yang ada dipikiranku, dan aku tidak tau menahu apa yang ada dipikiranmu tentang bagaimana kau pertama kali melihatku sebagai seorang wanita, terlebih lagi seorang anak ABG SMA. Walau begitu Aku menyukai saat-saat pertama kali melihatmu, menurutku kau seorang yang kukuh dan tegas, kau tidak takut dengan tantangan.
Aku bahagia karena waktu mempertemukan kita kembali di satu kesempatan, aku masih menghapal jelas wajahmu dimemoriku karena aku sebenarnya menunggu-nunggu saat itu, saat kapan dan dimana kita dipertemukan kembali. Ternyata kau adalah seorang yang pekerja keras, kau memang bukan anak kuliahan atau apalah itu namanya. Pertemuan kedua ini memakan waktu yang lebih lama untuk melihatmu, kita satu organisasi dan kita satu “halaman”, kau ternyata senior yang diberi tugas untuk mengajari kami tentang alam. Selama sepekan kita bersama belajar tentang alam, kau hebat kau berani dan kau kuat, aku menyukaimu!!
Aku melakukan banyak hal dialam bersamamu, disampingmu. Aku bahagia dengan semua yang kau lakukan untuk kami para junior terutama untukku, kita pun mulai dekat dan akrab masih sebatas teman cerita, teman curhat, teman tertawa, teman menangis, dan hingga membuat kita sebagai kedua orang teman ini menjadi lebih mengenal karakter satu sama lain, yang pada akhirnya berujung pada kejujuran hati masing-masing.
18 tahun umurku dan 25 tahun umurmu, perbedaan umur yang cukup jauh menurutku. Bersamamu aku bahagia, kita selalu adventure bersama dialam. Hampir setahun kita menjalani hubungan ini, dan pun aku menyelesaikan SMA-ku. Sebelum aku menyelesaikan sekolah ku di SMA kau datang kerumahku bertemu dengan kedua orang tuaku, ntah apa yang kalian perbincangkan diruang tamu aku tak tau dan sama sekali tak mendengarnya dari dalam kamar. Tetapi mulai saat itu kau tak pernah tampak lagi dihadapanku, tak ada keberanianku untuk menanyakan kepada kedua orang tuaku tentang apa yang kalian perbincangkan, aku hanya mencoba berpikiran positif. Dua bulan kau tak ada kabar sama sekali, bahkan di social media kau tak pernah muncul dan aku pun sama sekali tak bisa melihatmu dimanapun. Kelulusan yang kudapatpun hasilnya bukan hasil yang kuinginkan, ntah mengapa aku sangat-sangat tidak focus selama kau jauh dariku, terlebih lagi tak ada kabar darimu yang kudengar.
Setahun berlalu, setelah aku sampai pada titik kepenatanku mencarimu, kita dipertemukan kembali. Tetapi pertemuan ini bukan dalam proses pencarianku selama ini. kau yang datang padaku kembali membawa cinta itu, kau benar-benar telah hadir kembali keduniaku, kau ada dihadapanku! Kau menceritakan semua apa yang sebenarnya terjadi selama setahun lebih ini kau menghilang, orang tuaku bukan memberikan misi untukmu tetapi mereka ingin anak perempuan satu-satunya mereka mendapatkan yang nantinya akan menjadi selamanya untuk laki-laki yang benar-benar percaya pada dirinya dia mampu dan dia PANTAS, yang mampu datang kembali dan menemui kedua orang tuaku dengan janjinya. Dari semua yang kau ceritakan padaku, satu kalimat yang membuatku benar yakin nyaman berada disisimu, yaitu bahwa “aku bukan menghilang selama ini, aku menjagamu selama ini berada dekat disisiku, menjagamu,menjagamu, dan menjagamu untuk meyakinkan kepada diriku sendiri kalau aku benar-benar pantas untukmu, dan kau juga pantas menjadi sosok seorang perempuan untuk melengkapi hidupku hingga saatnya nanti, melihat ketulusan dan kepercayaanmu kepadamu bahwa aku akan kembali lagi untukmu, itulah yang Tuhan bisikkan kepadaku untuk harus dan benar memilihmu.”